Rabu, 13 Mei 2015


ALL ABOUT DISCOVERY LEARNING METHOD
(Dedicated for My Research Paper)


Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. (Nur 2000).
Discovery learning (pembelajaran penemuan) memungkinkan siswa untuk bergerak pada ketiga tahapan tersebut di atas saat mereka berhadapan dengan informasi-informasi baru. Pertama-tama siswa akan memanipulasi dan berbuat sesuatu terhadap bahan-bahan; kemudian mereka akan membentuk gambar-gambar saat mereka mencatat ciri-ciri khusus dan melakukan observasi. Karena siswa mengalami ketiga tahap tersebut di atas, Brunner yakin siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu topik. Saat siswa termotivasi dan benar-benar berpartisipasi di dalam proyek penemuan (discovery project), pembelajaran penemuan atau discovery learning akan membawa pada proses belajar yang sangat baik (Strike, 1975).
Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.
Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa: (1) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2‑5 siswa; (5) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Blog dengan ID 33471 Tidak ada 
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal‑hal di bawah ini: (1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman; (4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan; (5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

Berikut beberapa saran tambahan berdasarkan pada pendekatan penemuan dalam pengajaran (Nur 2000): (1) Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing; (2) Menggunakan bahan dan permainan yang bervariasi; (3) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait; (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mernuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan‑gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran; (5) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah sebagai berikut:
Menentukan tujuan pembelajaran
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya  belajar, dan sebagainya)
Memilih materi pelajaran.
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang  konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b.  Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c.  Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya  hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d.  Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu 
e.  Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f.  Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka  dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Penilaian Pada Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis.  Jika bentuk penilaiannya  menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian  dapat dilakukan dengan pengamatan.

Sources : http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/

Selasa, 24 Maret 2015

MERESAPI LAGU HALANGAN DIRI VOC.ALM.DARSO

MERESAPI LAGU ALM.DARSO MEMBUAT KITA INTROSPEKSI DIRI

HALANGAN DIRI
Voc.H.DARSO




NA KUNAON SAGALA RUPA
NGAN ARAL,GAGAL JEUNG GAGAL
SOAL CINTA JEUNG USAHA
KANDAS PAMAKSADAN

KAMUDAHAN BEUT NGABALIEUR
KALAH KA NGAN NARONGGONGAN
PARUNTUNGAN
LUMPAT NGAJAUHAN
NAHA-NAHA KUNAON

REFF##

BOA-BOA HALANGAN DIRI
NU MANGRUPI DOSA-DOSA
KAJONGJONAN,..KANGENAHAN
NGUMBAR-NGUMBAR LARANGAN


BOA-BOA HALANGAN DIRI
NU MANGRUPI DOSA-DOSA
NU NGAJAJAR MEUNI PANJANG
SAPANJANG JALAN KARETA

ADUH GUSTI ADUH GUSTI KUMAHA NGAENTENGKEN NANA*
ADUH GUSTI ADUH GUSTI KUMAHA NGABEBASKEUNA


PANON CIREUMBAY,MAPAY MAPAY PIPI
RAGRAGAN KANA SAJADAH
NGINGET NGINGET LAKU LAMPAH
NINGGANG SALAH JEUNG SALAH

HATE ANU MELIT
HATE ANU NGAJERIT
KABEULIT KU DOSA DOSA
BIWIR ANU NGAGETEUR NGEDALKEUN RASA NGIWAT
AMPUN-AMPUN DUH GUSTI

Menyimak Blog pernikahandanproblematikanya.blogspot.com/2013/10/problematika

PROBLEMATIKA YANG MUNCUL DALAM KELUARGA



          Masalah yang selalu muncul dalam kehidupan berumah tangga adalah sesuatu yang wajar, karena disitulah dua manusia yang berbeda sifat,watak dan mungkin prilaku disatukan, apalagi bagi pasangan yang baru saja menikah, sudah pasti mereka akan banyak sekali menemukan perbedaan-perbedaan yang mungkin tidak pernah mereka temukan sebelumnya ketika masih menjalani masa ta’aruf dulu. Namun sebagai orang islam kita harus bisa memperlakukan masalah tersebut sebagai sebuah pengalaman yang sangat berharga yang akan menjadikan pedoman bagi kehidupan rumah tangga mereka selanjutnya.
            Adapun masalah yang sering muncul dalam kehidupan berumah tangga adalah :
1.      Cemburu yang berlebihan.
Sebenarnya untuk menghindari pertengkaran-pertengkaran yang tidak diinginkan hendaknya pasangan mampu menahan emosinya. Karena semua yang menyangkut emosi tidaklah baik pada akhirnya, contoh seperti ketika anda mendengar pasangan anda mempunyai WIL/ PIL dan seketika itu juga anda meluapkannya kepada pasangan anda tanpa memberikan kesempatan bicara kepada pasangan anda maka yang terjadi adalah adu mulut yang tidak berujung sehingga terjadi mis komunikasi dengan pasangan anda yang nantutinya akan mengakibatkan perpisahan. Bicarakan semua dengan pasangan tentang apa yang menjadi beban pikiran anda dengan kepala dingin. Niscaya semua itu akan bisa mengatasi masalah yang anda hadapi.

2.      Ekonomi yang belum stabil
Kerapkali uang adalah pemicu pertengkaran, terutama bagi pasangan yang baru menikah. Salah satu dari pasangan tersebut haruslah mampu memanag keuangan secara teratur, dan disini isterilah yang berperan karena dia adalah pengatur segala urusan di rumah. Sebagai isteri yang baik yang bisa diandalkan suami maka ia harus pandai-pandai menggunakan uang tersebut sesuai budget yang ada, buatlah budget bulanan atau mingguan dengan rapi, janganlah mengeluarkan uang melebihi budget, dahulukan keperluan bulanan yang harus terlebih dahulu dipenuhi.

3.      Perselingkuhan.
Dalam berumah tangga buatlah komitmen dengan pasangan anda. Bicarakan sesuatu kemungkinan yang akan terjadi, masalah apapun yang nantinya akan dihadapi hendaklah dibicarakan baik-baik, jangan sampai perselisihan pendapat menjadi pemicu pasangan anda untuk berpaling kepada yang lain.
  
4.      Krisis moral/ krisis akhlaq.
Dalam memilih pasangan hidup memang harus memperhatikan bibit, bebet dan bobot. Seperti yang telah dibahas dalam “ 4 PILAR PENTING laitapun juga harus melihat pasangan dari segi AGAMA, KETURUNAN, HARTA DAN KETAMPANAN. Namun yang lebih penting bagi pasangan adalah melihat bagaimana agamanya. Sebab jika seseorang sudah mempunyai dasar agama yang kuat maka dalam kehidupan rumah tangganyapun kelak akan selalu didasari oleh nilai-nilai keagamaan. Bagaimana ia bersikap dan berprilaku pasti akan sesuai dengan norma agamanya.

5.      Campur tangan pihak ke tiga.
Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, antara suami dan isteri haruslah ada aturan untuk tidak menceritakan segala persoalan/ permasalahan yang sedang terjadi dalam rumah tangganya kepada orang lain, meskipun itu orangtua, saudara, teman ataupun tetangga. Jika salah satu pasangan ada yang menceritakan permasalahan rumah tangganya kepada orang lain maka suatu saat akan timbul bencana bagi rumah tangga tersebut. Karena kehadiran orang lain (pihak ke tiga) yang ikut campur tangan itu belum tentu tahu akar permasalahan yang sedang terjadi dalam rumah tangganya, dan jika pihak ke tiga tersebut memihak salah satu dari suami isteri tersebut maka akan menambah runyam permasalah yang sudah ada. Maka dari itu jika anda menginginkan kehidupan rumah tangga yang bahagia sebisa mungkin hindarilah pihak ke tiga. Seandainyapun diantara mereka membutuhkan bantuan dari pihak ke tiga, hendaknya yang mampu untuk memberikan jalan keluar yang terbaik dengan tidak memihak pada salah satu pasangan tersebut.
Demikianlah masalah-masalah yang terkadang dihadapi dalam kehidupan berumah tangga. Namun tidak ada satu pasanganpun yang bisa menghindari permasalahan-permasalahan dalam rumah tangganya tersebut, jadilah orang yang bisa mengatasi segala permasalahan dengan tidak mengandalkan emosi tetapi hadapilah dengan kepala dingin dengan saling berkomunikasi dengan pasangan. Karena semua masalah itu tidak akan muncul jika kita tidak mampu untuk mengatasinya, sebagaimana firman Allah SWT. Bahwa Dia tidak akan membebankan suatu masalah kepada hambanya diluar batas kemampuan hambanya tersebut.
َلايُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”

Senin, 23 Maret 2015

Mengenal Tokoh Pendidikan Jeremy Harmer

Jeremy Harmer


Writer at Freelance, 
ELT writer, teacher, trainer and presenter. Music lover, singer, player. Spoken word performer.
Cambridge, United Kingdom
Writing and Editing
Current
  1. Bingham & Harmer
  2. The New School
  3. Freelance
Education
  1. University of Reading

He is a writer of books in the field of English Language Teaching. These include Methodology titles, course materials, and learner literature (often called graded readers).

He is a frequent presenter, seminar leader and teacher both in the UK and, more frequently, around the world.

He hold a BA in English Literature from the University Of East Anglia, UK and a Masters in Applied Linguistics from the University of Reading (UK)

As a teacher and trainer in the field of English Language Teaching (ELT) I have worked for International House, London, Eurocentre Bournemouth, Anglia Ruskin University, Cambridge, the Bell School, Cambridge, and at the Instituto Anglo Mexicano de Cultura (in Mexico DF, Ciudad Satellite and Guadalajara – where I was branch director for four years). The IAMC is now part of The Anglo Foundation.


Currently He work as an online tutor for the MATESOL at The New School, New York

Jeremy Harmer is one of the best known names in English language teaching and one of the people whose opinions help shape ELT. The author of award-winning books, his must-read titles include "How to Teach Writing" and "Essential Teacher Knowledge - Core Concepts in English Language Teaching."
He currently works as an online tutor for the MATESOL at The New School, New York. And this year you may have seen him at places as far from his native UK as Malta and Uruguay. He's also a musician and...well, the list goes on.
With all of those hats to wear, Jeremy spends a lot of time traveling around the world. So it was with some difficulty that I managed to pin him down long enough to do a brief interview. Here it is.




Minggu, 22 Maret 2015


Jerome Bruner: a learning theorist
Who is Jerome Bruner?
Learning theorist
Associated with the Constructivism view of learning
Originated Discovery method of learning.
Who is Jerome Bruner?
1915: Born in NYC
In WW2 worked for U.S. Army intelligence reviewing the effectiveness of propaganda.
1947 : Ph. D. , Psychology from Harvard
Positions on faculties of Harvard, Oxford, and currently NYU
Founded Center for Cognitive studies with Leo  Postman
Who is Jerome Bruner?
rooted mainly in the study of cognition
Reacted against behaviorist model of learning
founded “New Look” movement in psychology
Change from behaviorist model
What ideas and influences are associated with Bruner?
1. Constructivism
paradigm of learning
learners create their own subjective constructs of reality
What ideas and influences are associated with Bruner?
Other Constructivists include Piaget, Vygotsky and Dewey.
Builds on the concept of  stages of development (Piaget)
Environment has bigger role in learning development.
"any subject can be taught effectively in some intellectually honest form to any child at any stage of development.“ The Process of Education (1960)
What is Discovery learning?
Learner builds on past experience
Students interact with environment
Discovers facts and relationships on own
Students create own construct of knowledge through narrative
Advantages of Discovery Learning
active engagement
promotes motivation
Promotes ownership of learning
the development of creativity and problem solving skills.
a tailored learning experience
Criticisms of discovery learning
Too much information (cognitive overload)
Often requires vast resources unavailable in traditional classroom.
Lack of teacher control
Potential misconceptions
Teachers may fail to recognize misconceptions
Examples of discovery learning
learning with and through narratives
case-based learning
guided discovery
problem-based learning
simulation-based learning
incidental learning
Importance of Narrative
What are the roles of narratives in the following narrative?
How is this an example of discovery learning?
Repairing Photocopiers
When I arrived at Xerox, back in the 1980s, the company was spending millions and millions of dollars a year training its 23,000 "tech reps" around the world-the people who repair its copiers and printers. Lots of that training-it was like classroom instruction seemed to have little effect. Xerox wanted me to come up with some intelligent-tutoring or artificial-intelligence system for teaching these people troubleshooting. Fortunately, before we did so, we hired several anthropologists to go live in their "tribe" and see how they actually worked.
What the anthropologists learned surprised us. When a tech rep got stuck by a machine, he or she didn't look at the manual or review the training; he or she called another tech rep. As the two of them stood over the problematic machine, they'd recall earlier machines and fixes, then connect those stories to a new one that explained some of the symptoms. Some fragment of the initial story would remind them of another incident, which suggested a new measurement or tweak, which reminded them of another story fragment and fix to try, and so on. Troubleshooting for these people, then, really meant construction of a narrative, one that finally explained the symptoms and test data and got the machine up and running again. Abstract, logical reasoning wasn't the way they went about it; stories were.
This article was originally published in Change, Growing Up Digital, March/April 2000, pp 10-20. It is reprinted with the author's permission and permission of the Helen Dwight Reid Educational Foundation. It was published by Heldref Publications, 1319 18th Street, NW, Washington, DC 20036-1802. Copyright © 2000.
Websites consulted
Kearsley, G (2008). Constructivist theory. Retrieved February 14, 2008, from Explorations in Learning and Instruction Web site: http://tip.psychology.org/bruner.html Jerome Seymour Bruner. (2006).
In Encyclopedia of World Biography [Web]. Thompson Gale. Retrieved 2/18/2008, from http://www.bookrags.com/biography/jerome-seymour-bruner/
Learning Theories Knowledgebase (2008, February). Discovery Learning (Bruner) at Learning-Theories.com. Retrieved February 18, 2008 from
Bruner, , Jerome S. (2001). In Gale encyclopedia of Psychology [Web]. Retrieved 2/18/2008, from http://findarticles.com/p/articles/mi_g2699/is_0000/ai_2699000048

Thousand Years

Belakangan Ini Lagi Seneng Dengerin ....

A Thousand Years
Christina Perry

Heart beat fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I’m afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow

One step closer

(Chours)
I have died every day
Waiting for you
Darlin’ don’t be afraid
I have loved you for a
Thousand Year
I’ll love you for a
Thousand more

(Verse 2)
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything
Take away
What’s standing in front of me
Every brave
Every hour has come to this

One step closer

(Chours)
I have died every day
Waiting for you
Darlin’ don’t be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I’ll love you for a
Thousand more

 And along I believed
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I’ll love you for a
Thousand more

One step closer
One step closer

(Chours)
I have died every day
Waiting for you
Darlin’ don’t be afraid
Thousand years
I’ll love you for a
Thousand more

And all along I believed
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I’ll love you for a
Thousand more